Jumat, 25 Desember 2015

Sinopsis Gaguritan Sandyaka

Pada gaguritan sandyaka, dikisahkan di desa Babayem tinggal seorang wanita keturunan bangsawan bernama Dyah Cedarasmi, karena sering berhubungan intim dengan banyak lelaki, akhirnya hamil dan melahirkan anak laki-laki yang begitu tampan bernama sandyaka. Setelah dewasa, sandyaka bertanya mengenai ayahnya, ibunya pun tidak mau berterus terang di mana dan siapa ayah sandyaka sebenarnya. Sandyaka terus mendesak ibunya, agar mau memberitahukan siapa ayahnya, dalam keadaan terdesak, akhirnya ibunda sandyaka mengatakan siapa dan di mana keberadaan ayahnya.
            Berdasarkan saran dari ibunya, akhirnya sandyaka berhasil menemukan orang tuanya, ternyata sandyaka memiliki tiga orang ayah. Ayah yang paling tua ditemui, tetapi menolak dan mengusirnya. Lalu didatangi ayah yang kedua, juga tidak mau mengakui sandyaka sebagai putra. Selanjutnya, didatangi ayah yang ketiga, ternyata juga mengalami nasib yang sama. Setelah ditolak oleh ketiga ayahnya, sandyaka pulang menemui ibunya dalam keadaan kesal dan berlinang air mata. Berangkat dari pengakuan ayahnya, sandyaka pun memutuskan untuk pergi menjelajahi negeri. Sebelum pergi, ibunya menyarankan agar sandyaka menemui orang tuanya, kemudian sandyaka mendatangi ketiga orang ayahnya. Ayah paling tua ditemui, diberikan nasehat dan sebuah keris, selanjutnya ayah kedua didatangi, memberikan seperangkat kain dan langsung dipakai oleh sandyaka. Sedangkan ayah yang ketiga didatangi, hanya memberikan nasehat-nasehat, agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik.  
            Setelah berpamitan terhadap orang tuanya, kemudian sandyaka berangkat untuk menjelajahi negeri, sudah tujuh hari diperjalanan, akhirnya sampai di perbatasan, yang disebut dengan kerajaan negeri Kali. Kemudian, sandyaka bertemu dengan patih Legapati, melihat sikap rendah hati dan ketampanan sandyaka, patih Legapati mengajak untuk tinggal bersama. Setelah beberapa hari tinggal bersama paman patih, sandyaka langsung diajak untuk bertemu dengan Baginda Raja. Dalam pertemuan, Baginda Raja dengan senang hati menerima sandyaka tinggal di Kerajaan. Setelah lama tinggal di kerajaan Kali, sandyaka diajak ke tempat peraduan ayam, oleh Baginda Raja. Pada saat itu, sandyaka disuruh untuk mengambil taji di gedong timur, ternyata melihat permaisuri Raja sedang berzinah dengan Banyak Sangsaya, putra dari patih Legapati. Untuk menutupi kelakuannya, permaisuri mengadu kepada Baginda Raja bahwa dirinya telah diperkosa oleh sandyaka. Mendengar hal itu, Baginda Raja menjadi sangat marah dan berkeinginan untuk membunuh sandyaka secepatnya. Baginda Raja berpikir dalam hati dan menemukan cara untuk membunuh sandyaka dengan cara halus. Disuruhlah sandyaka, untuk menembangkan tembang Misa Gagang, kalau tidak mampu menembangkan tembang itu, Baginda Raja akan membakar sandyaka hidup-hidup. Mendengar titah Raja seperti itu, sandyaka meminta waktu 3 hari untuk belajar tembang Misa Gagang. Dengan usaha dan kerja keras, akhirnya sandyaka berhasil menembangkan tembang Misa Gagang. Baginda Raja menjadi sangat benci dan kesal akan kepintaran sandyaka, kemudian lagi melakukan siasat untuk membunuh sandyaka, namun selalu gagal. Setelah mengetahui siasat dan akal licik Baginda Raja untuk membunuh dirinya, akhirnya sandyaka pergi dari kerajaan Kali.   
            Saat kepergian sandyaka, Baginda Raja menjadi sangat marah, karena merasa terhina, sehingga menyuruh prajurit beserta patih kerajaan untuk mencari sandyaka di pelosok negeri. Segala cara telah dilakukan Baginda Raja untuk mencari sandyaka, tetapi belum berhasil untuk menemukannya. Baginda Raja menjadi sangat kesal, kemudian menyuruh prajurit untuk menyerbu seluruh tempat yang disinggahi sandyaka, tetap belum ditemukan. Setelah beberapa hari bersembunyi dari kejaran prajurit kerajaan, sandyaka pergi kehutan dan tiba disungai Patirtan di desa Mandrawati. Kemudian, sandyaka bertemu dengan tukang bangunan yang memiliki seorang putri cantik bernama Dyah Sukaranti. Setelah lama tinggal di desa Mandarawati, ternyata sandyaka jatuh hati kepada putri tukang bangunan. Setelah itu, sandyaka melamar Dyah Sukaranti untuk dijadikan istri.
            Baginda Raja yang mendengar berita tentang pernikahan pemuda tampan dengan gadis cantik dari desa Mandarawati, langsung menyuruh patih Legapati untuk meminang gadis tersebut. Setelah Dyah Sukaranti di bawa oleh patih Legapati ke istana kerajaan Kali, tesirat kesedihan sandyaka, tukang bangungan dan istrinya yang tidak bisa berbuat apa-apa. Sesampainya di istana, Dyah Sukaranti dihadapkan kepada Baginda Raja, setelah itu langsung masuk ruangan pengantin. Kemudian langsung mencium dan memeluk,  baru hendak menitihkan, tercium bau tidak sedap yang keluar dari badan Dyah Sukaranti. Setelah itu, memanggil dan meminta patih Legapati, agar Dyah Sukaranti segera dipulangkan. Sesampainya Dyah Sukaranti di desa Mandarawati, sandyaka langsung melalukan upacara pernikahan yang sesuai dengan adat istiadat.
            Baginda Raja yang mendengar tentang pernikahan sandyaka dengan Dyah Sukaranti, menjadi sangat marah karena telah dibodohi. Kemudian Baginda Raja, patih Lepapati dan prajurit kerajaan menyerbu kediaman sandyaka di desa Mandarawati. Sandyaka langsung menuju hutan bersama istri, dan menyiapkan diri untuk menghadapi serangan Baginda Raja. Dibuatkan boneka penakut, berjumlah dua ratus banyaknya, kemudian pasukan kerajaan menyerang, tetapi musuh tidak bergerak sama sekali walaupun sudah di hujani peluru. Setelah itu, pasukan kerajaan mundur karena ketakutan, Baginda Raja dan patih Lepati pun lari terbirit-birit. Akhirnya hati sandyaka dan Dyah Sukaranti sangat senang, atas kemunduran musuh, kemudian memutuskan untuk tinggal di hutan, melakukan pertapaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar